HEADLINE

Ezailham Rasya Mengalami Lumpuh Payu Mendadak


Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) Dinas Kesehatan (Diskes) Puskesmas Krui Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Lampung Barat (Lambar), tengah menunggu hasil tes tinja (kotoran), pada salah satu pasien yang diduga terkena penyakit Accute Flacyd Paralisis (AFP) atau yang biasa di sebut lumpuh payu mendadak. Penyakit tersebut adalah penyakit yang terbilang langka dan dikatakan penyakit luar biasa.

Dikonfirmasi Kepala UPT Puskesmas Krui, Suswandi, S.Km., ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Senin (21/1), bahwa pihak Puskesmas Krui, telah menemukan penderita yang diduga mengidap penyakit AFP atau lumpuh payu mendadak yaitu penyakit yang menyerang balita dari umur 1 sampai 15 tahun.  Gejalanya antara lain lumpuh layu mendadak sehingga tidak dapat bergerak sebagai mana mestinya. “Pasien kita yang diduga atau tersangka penderita AFP ini bernama Ezailham Rasya, berumur 5,5 tahun anak dari pasangan Sahril dan Herawati, warga Pemangku 1 Pekon Pahmungan Kecamatan Pesisir Tengah. Anak ini memiliki pertumbuhan yang normal dan sehat serta berstatus lengkap imunisasi. Namun secara tiba-tiba mengalami kelumpuhan mendadak tanpa ada sebab pasti. Biasanya, penderita AFP ini mengalami perkembangan kelumpuhan yang berlangsung secara cepat berkisar antara 1-14 hari setelah gejala awal seperti nyeri, kesemutan, rasa kebal atau tebas. Untuk pasien kita ini dijelaskan orang tuanya bahwa sekitar satu bulan yang lalu, anak ini pada saat bangun tidur pagi hari  mengeluhkan kakinya bagian kanan mengalami sakit dan nyeri serta tidak bisa digerakkan, dan pada siang harinya keseluruhan kakinya mengalami seperti kelumpuhan,” jelas Suswandi.

Lanjutnya, karena pihaknya baru menemukan kasus tersebut untuk yang pertama kalinya sehingga pihak Puskesmas memutuskan untuk mengecek tajin anak tersebut ke laboratorium pusat di Jakarta melalui Diskes Lambar, Rabu (2/1). “Saat ini kita sedang menunggu hasil tes tersebut, karena dugaan sementara anak ini mengidap penyakit langka yaitu AFP, namun semoga dugaan ini tidak terjadi. Kami menyatakan dugaan awal penderita AFP karena si penderita sebelumnya tidak mengalami trauma dan memiliki imunisasi lengkap,” imbuhnya.

Sementara, dijelaskan dr. Erwin H Maas, dokter yang menangani pasien tersangka AFP yang juga bisa dikatakan sebagai pengidap polio, membenarkan beberapa pekan lalu ada pasiennya yang mengalami lumpuh secara mendadak tanpa ada penyebab kecelakaan atau trauma, serta memiliki imunisasi lengkap. “Kita telah merujuk si pasien ke RSUD Liwa untuk diberikan penanganan lebih lanjut, karena di RSUD ada dokter spesialis anak, namun keluarga setelah beberapa hari di liwa meminta untuk pulang paksa, sehingga dari dinas menghimbau kepada pihak Puskesmas Krui untuk memantau pasien ini. Keluarga juga saat ini masih melakukan tahap penyembuhan secara alternatif. Kita juga sedang menunggu hasil tes tinja si pasien, kemungkinan sekitar dua bulan ini bisa diketahui hasilnya, apakah pasien mengidap AFP atau polio, karena biasanya pengidap polio merupakan anak yang tidak melakukan imunisasi polio, sementara anak itu memiliki imunisasi yang lengkap begitu dijelaskan orang tua dan bidan desa yang ada di pekon setempat,” ungkapnya.

Terpisah, dijelaskan orang tua dari Ezailham Rasya, Herawati bahwa dirinya membenarkan anak ketiganya yang kini berumur 5,5 tahun mengalami lumpuh secara mendadak, sekitar beberapa pekan lalu. “Awalnya saya hanya mengira anak saya itu bercanda kerena saat bangun pagi dia menangis, lalu saya perhatikan tidak terjadi apa-apa namun anak saya mengatakan bahwa kakinya tidak bisa digerakkan sama sekali, mulanya hanya kaki sebelah kanan, dan setelah siang harinya anak saya mengatakan bahwa keseluruhan kakinya tidak bisa digerakkan apalagi untuk berjalan,” katanya.

Masih jelas Herawati, pihaknya telah membawa anak nya berobat kemana-mana, termasuk secara alternatif, dan ke pihak puskesmas dengan disarankan untuk dibawa ke rumah sakit umum. “Kami sudah membawanya ke RSUD Liwa, namun kerena dokternya tidak berada disana, kami memutuskan untuk pulang setelah dua malam menginap di rumah sakit. Saat ini kondisi anak saya sudah berangsur membaik walau belum bisa berjalan, dia sudah mulai merangkak, dan untuk porsi makannya masih seperti biasanya normal seperti anak seusianya, kami mengharapkan setelah hasil laboratorium keluar, anak saya tidak mengidap penyakit seperti apa yang mereka sangkakan, karena anak saya selalu sehat dan memiliki imunisasi lengkap,” pungkasnya.

Sementara Bidan Desa (Bindes) yang menangani Pekon Pahmungan, Nurhasanah, memaparkan terkait warga yang menjadi tersangka penyakit AFP tersebut mengatakan bahwa, pasien yang mengalami lumpuh mendadak tersebut telah dilaporkan ke Puskesmas Krui serta Diskes Lambar untuk ditindak lanjuti. “Kami sudah memberikan pelayanan maksimal, bagi anak ini dan menurut catatan yang kami miliki anak ini mempunyai imunisasi lengkap dan sebelumnya tidak mengalami trauma. Kami masih menunggu hasil tes tinja yang dikirim ke pusat, apakah benar atau tidaknya ini masih berstatus diduga,” singkatnya. (nov)

Tidak ada komentar