HEADLINE

Ratusan Kendaraan Tiga Hari Terlantar

Kendaraan-kendaraan besar yang terjebak di Krui akibat putusnya Jalinbar sejak beberapa hari terakhir
Longsor di dua titik di Jalur Lintas Barat (Jalinbar), tepatnya di Pekon Pemancar Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Lampung Barat (Lambar), Minggu (2/12) lalu menyebabkan kemacetan kendaraan khususnya fuso dan truk colt diesel hingga berjumlah ratusan dan terjebak selama tiga hari, bahkan jalan yang baru dibuka kemarin dan baru bisa dilintasi oleh kendaraan besar tersebut adalah kemacetan terparah yang terjadi di jalinbar.

Anggota kepolisian dari Polsek Pesisir Utara terus berjaga di lokasi longsornya tebing setinggi 20 meter, dengan tumpukan material longsoran sepanjang 20 meter lebih di dua titik. Untuk menghindari aksi pungutan liar (pungli) yang bisa saja dilakukan oleh oknum warga yang ingin memanfaatkan situasi tersebut, serta menghindari kemacetan lebih parah di lokasi longsor membuat anggota kepolisian berseragam lengkap terus bersiaga di lokasi, bahkan terus melakukan penjagaan dari dua penjuru untuk menghindari kemungkinan kendaraan berebut dan saling mendahului.

“Kita terus berjaga secara bergantian dan lebih kurang ada lima anggota setiap harinya, sedangkan kemacetan yang terjadi sejak tiga hari terakhir disebabkan alat berat yangsempat bekerja menyingkirkan material longsoran di lokasi tidak sampai tuntas, karena harus kembali lagi ke lokasi longsor susulan yang ada di jalur Liwa- Krui, sedangkan saat alat berat meninggalkan lokasi longsor ini baru muat untuk kapasitas kendaraan kecil seperti carry dan sejenisnya, akibatnya ratusan kendaraan truk terhambat perjalannya,” kata Kapolsek setempat, Iptu. Samsari, mendampingi Kapolres Lambar, AKBP. Abdul Karim Tarigan, melalui kanit Shabara, Brigpol. Martoni, ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Rabu (5/12).

Dia memaparkan, arus transfortasi yang telah kembali berjalan kemarin itu harus tetap dilakukan penjagaan oleh anggota kepolisian, mengingat penyempitan badan jalan karena adanya material longsoran membuat tidak memungkinkan untuk dilintasi dua kendaraan besar sekaligus, terlebih berada tepat di dekat jembatan serta satu titik berada di tanjakan, karena jika tidak terus dilakukannya penjagaan dikhawatirkan akan terjadi kecelakaan lalulintas (lakalantas) mengingat material longsoran setelah di guyur hujan cukup licin untuk dilintasi. Penjagaan serta himbauan kepada pengendara sepeda motor juga dilakukan untuk menghindari adanya pengendara yang terjatuh.

“Meski arus lalulintas sudah berjalan normal namun kami akan terus melakukan pengawasan, mengingat kendaraan harus antri dan jangan sampai terjebak karena saling berebut mendahului,” paparnya.

Sementara, salah satu pengemudi truk pengangkut tandan segar buah sawit tujuan Bengkulu, Mamam, mengatakan telah tiga hari pasca terjadinya longsor dirinya bersama ratusan pengemudi lainnya terjebak, hingga mengharuskan untuk menginap di jalan, hal tersebut sangat dikeluhkan terlebih Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lambar dinilai lambat mengatasi permasalahan seperti itu.

“Seharusnya BPBD yang juga bermitra langsung dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) segera menyingkirkan material longsoran yang tersisa agar arus lalulintas kembali berjalan normal seperti semula,” pungkas Mamam.

Sementara Camat Pesisir Selatan, Armen Qodar, S.P., menjelaskan berdasarkan hasil koordinasi pihaknya dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Provinsi Lampung, untuk jembatan Waybasoh yang putus total, sejak Selasa (4/12), mulai dilakukan perbaikan oleh eksavator dengan cara ditimbun dengan batu dan tanah gunung yang selanjutnya kiri kanannya juga akan dibangun penahan agar tidak lagi tergerus oleh air. “Ditargetkan secepatnya penimbunan itu selesai dan hari ini kendaraan roda empat sudah dapat melintas karena kendaraan-kendaraan besar sudah banyak menumpuk dikecamatan ini,” ujar Armen. (nov)

Anggota Polsek Pesisir Utara terus melakukan penjagaan di lokasi longsor di Pekon Pemancar, Pesisir Utara.

Tidak ada komentar