HEADLINE

Masyarakat Masih Terus Cari Karsing

Masyarakat Pekon Lintik Kec. Krui Selatan ini memanfaatkan jalan
sebagai tempat menjemur karsing untuk dikeringkan sebelum dijual. Foto : Novan

Hingga kini salah satu jenis rumput laut jenis karsing masih terus dicari oleh masyarakat. Betapa tidak, karsing kini menjadi salah satu hasil laut (marine product) yang dijadikan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup dan hal tersebut telah berlangsung sejak beberapa bulan lalu. Seperti yang kini masih berlangsung di Pekon Lintik Kecamatan Krui Selatan Kabupaten Lampung Barat, tidak sedikit masyarakat di pekon itu yang kesehariannya pergi ke laut untuk mengambil karsing yang hanya hidup di batu karang itu. Demikian dijelaskan salah seorang warga Alamsyah, ketika dikonfirmasi wartawan koran ini, Jumat (19/10).

Hingga kini karsing masih dijadikan warga sebagai alat pemenuh kebutuhan hidup. Menurutnya karsing dapat dijadikan rupiah setelah melalui proses pengeringan dengan cara dijemur dalam beberapa hari hingga karsing benar-benar kering. “Penyusutan karsing antara karsing yang masih basah dengan karsing yang sudah dikeringkan cukup drastis, dari 40 Kg karsing basah setelah dikeringkan paling hanya mencapai 5 Kg dan harga karsing kini hanya mencapai Rp1.200 /Kg nya,” terang Alamsyah.

Setiap harinya, Lanjut Alamsyah, karsing yang diambil dari laut dapat mencapai 3 Kwintal hingga 4 Kwintal karsing basah dan pengambilan karsing juga terbilang tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Itu dikarenakan karsing adalah adalah jenis rumput laut hidup dibatu karang yang tidak terlalu sulit untuk dicabut. Sepengetahuan Alamsyah, karsing mulai laku dijual dan mulai dicari sejak beberapa bulan lalu, dan karsing merupakan bahan dasar untuk pembuatan kosmetik. Kini pusat penjualan karsing yang kini dalam seharinya dapat menampung karsing hingga 1.000Kg terdapat di Pekon Walur. (aga)

Tidak ada komentar