HEADLINE

Editorial

Konstelasi politik di Kabupaten Lampung Barat (Lambar) yang menjadualkan pemilukada pada 27 September mendatang, serentak dengan Kabupaten Tanggamus dan Tulangbawang, mulai menghangat dan semakin terarah. Kabar terbaru, dua partai politik (parpol) besar yang eksis sejak jaman Orde Baru, masing-masing Partai Golkar (PG) dan Partai Persatuan Pembangunan (P3), telah menemui kata sepakat berkoalisi. Itu akan diresmikan Kamis (16/2) bertempat di Maota Room Hotel dan Rumah Makan Sahabat Utama, Liwa.

Ini tentu menujukkan suata kemajuan yang sangat berarti, khususnya bagi kedua partai tersebuat, dimana akan tercatat sebagai dua parpol berkoalisi dan pertama kali mendeklarasikan diri pada pemilukada langsung kedua sejak Kabupaten Konservasi tersebut lahir pada tahun 1991 silam. Di lain pihak, bagi kedua partai tersebut tentu menjadi sebuah prestasi tersendiri meskipan item penilaian seperti itu tidak baku. Artinya, ketika dua buah parpol atau lebih menyatakan diri siap berkoalisi dan dideklarasikan, itu adalah sebuah kemajuan sekaligus menunjukkan kesiapan dan kematangan partai bersangkutan.
Sebab, ternyata sampai saat ini beberapa partai besar belum juga mendeklarasikan diri berkoalisi atau mengusung pasangan balon meski wacananya diketahui telah dibangun sejak beberapa bulan terakhir. Bahkan beberapa partai sampai saat ini juga belum siap, setidaknya komposisi kepengurusannya belum lengkap hingga ke kecamatan-kecamatan dan ranting. Artinya, setelah mendeklarasikan diri berkoalisi, untuk selanjutnya bisa dipastikan pengurus dan atau jaringan kedua partai itu akan leluasa bekerja.

Dan yang jelas, ketika bekerja dalam kerangka memenangkan pasangan balon yang diusung, sudah semakin terarah. Ibarat sebuah perjalanan, tujuannya sudah jelas, dan yang dibawa juga tampak tegas. Tinggal lagi menjalankannya dengan sepenuh hati tanpa pernah melupakan istilah koordinasi antar pengurus pada semua jenjang yang ada. Sebab, kadang masalah koordinasi ini membuat sebuah perjuangan menjadi hambar, tak berarti apa-apa, meski item tersebut hanya merupakan salah satu poin penentu saja.
Bandingkan dengan beberapa partai yang konon kabarnya sudah matang, namun sejauh ini belum juga menunjukkan action-nya, tentu belum begitu diperhitungkan. Sebab itu argumentasi sederhananya, adalah partai apa akan mengusung siapa? Sebab itu secara tidak langsung, dideklarasikannya koalisi kedua partai itu menjadi catatan pencapaian progres sebuah parpol di Bumi Lambar Sai Betik itu. Karenanya, diyakini betul ketika kedua partai tersebut telah mendeklarasikan diri, beberapa partai dan atau gabungan partai lain juga akan mengambl langkah serupa

Selain pada partai, dampak ikutan deklarasi sebuah koalisi, juga akan terasa bagi para peminat pertarungan pesta demokrasi lima tahunan itu sendiri. Sisi positifnya, parpol yang berkecukupan suara dan juga partai kecil atau gurem akan tersemangati membangun koalisi atau menentukan langkah politik selanjutnya mengarah pada hajat pemilukada itu sendiri. Bagi parpol yang kepengurusannya belum cukup, tentu akan segera melengkapinya hingga ke ranting bahkan anak ranting atau melakukan reshuffle bagi pengurus bermasalah.

terbit Rabu 15 Februari

Tidak ada komentar