Setahun Dibangun Jaling Hancur Lagi
Sekincau, WL - Jalan lingkar (jaling) rabat beton sepanjang 1.500M di Pekon Waspada Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat (Lambar) yang baru setahun lalu dibangun melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) tahun anggaran 2010, saat ini telah hancur kembali. Jalan itu juga sulit dilalui akibat banyaknya lubang dan material yang bertaburan, seperti krikil dan pecahan beton.
Hal tersebut dijelaskan Bintara Pembina Desa (Babinsa) setempat Serda Arfani, kepada Warta Lambar, Rabu (28/9), mengatakan kerusakan jalan tersebut sangat tidak wajar sebab proses pengerjaanya baru seumur jagung. “Itu menunjukan ketidakmaksimalan pengerjaannya,” jelasnya.
Ditambahkanya, jalan tersebut saat ini sulit dilalui dan dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya kecelakaan. Saat ini warga telah mulai jarang melintas pada jalan tersebut, tetapi melalui jalan tembusan lain yang tidak
berisiko.
Masih kata dia, akhirnya jalan tersebut tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya bahkan menjadi keluhan warga. Itu disebabkan ketidakjujuran pengelola proyek yang hanya memanfaatkan program pemerintah untuk meraih keuntungan pribadi sementara warga ditipu dan menjadi korban. “Kalau sudah seperti itu siapa yang bertanggungjawab,” tambahnya.
Pihaknya berharap pemerintah untuk tidak mudah memutuskan bahwa hasil pembangunan itu baik, sementara pengerjaanya asal-asalan. “Kalau memang jalan itu maksimal dan sesuai aturan, 5-6 tahun jalan tersebut belum apa-apa, tapi ini baru setahun sudah ahncur,” pungkasnya. (san)
Kamis, 29 September 2011
Hal tersebut dijelaskan Bintara Pembina Desa (Babinsa) setempat Serda Arfani, kepada Warta Lambar, Rabu (28/9), mengatakan kerusakan jalan tersebut sangat tidak wajar sebab proses pengerjaanya baru seumur jagung. “Itu menunjukan ketidakmaksimalan pengerjaannya,” jelasnya.
Ditambahkanya, jalan tersebut saat ini sulit dilalui dan dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya kecelakaan. Saat ini warga telah mulai jarang melintas pada jalan tersebut, tetapi melalui jalan tembusan lain yang tidak
berisiko.
Masih kata dia, akhirnya jalan tersebut tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya bahkan menjadi keluhan warga. Itu disebabkan ketidakjujuran pengelola proyek yang hanya memanfaatkan program pemerintah untuk meraih keuntungan pribadi sementara warga ditipu dan menjadi korban. “Kalau sudah seperti itu siapa yang bertanggungjawab,” tambahnya.
Pihaknya berharap pemerintah untuk tidak mudah memutuskan bahwa hasil pembangunan itu baik, sementara pengerjaanya asal-asalan. “Kalau memang jalan itu maksimal dan sesuai aturan, 5-6 tahun jalan tersebut belum apa-apa, tapi ini baru setahun sudah ahncur,” pungkasnya. (san)
Kamis, 29 September 2011
Tidak ada komentar