PNPM-MP Penyandingan Diduga Salahi Spek
Kamis, 08 September 2011
Bengkunatbelimbing, WL - Pengerjaan proyek pembangunan drainese di Pekon Penyandingan Kecamatan
Bengkunatbelimbing Kabupaten Lampung Barat (Lambar) bersumber Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) 2011 dengan plafon pagu anggaran Rp80 juta itu, dinilai menyalahi spesifikasi teknik (spek).
Kepada Warta Lambar, Selasa (6/9), tokoh masyarakat setempat, Syahlani, mengatakan untuk pengerjaan galian drainase Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) diduga menggunakan alat berat ekspator. Tindakan tersebut diindikasikan jelas menyalahi juklak-juknis yang ada karena seharusnya manual dengan tujuan agar masyarakat ikut menikmati pembangunan.
Untuk kuku pasangan talud juga dinilai kurang dua puluh centi meter dari yang seharusnya 70Cm, dan panjang talud seharusnya 200M faktanya hanya 175,8M. Itu artinya kurang 24,2M. Selain itu, untuk adukan semen jauh dari spek, yakni satu zak semen diaduk empat pasir. Sementara hasil temuan wartawan koran ini, adukan di atas 1:8. “Itu jelas-jelas merugikan negara karena dana yang digunakan merupakan anggaran negara. Tindakan itu termasuk korupsi!”, tegas Syahlani.
Syahlani berharap, pihak terkait maupun penegak hukum dapat mengawasi dan melakukan pemeriksaan terhadap TPK. "Dan memberikan hukuman yang layak," ungkap Syahlani.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Wardoyo, membenarkan hal tersebut. Menurutnya itu terjadi kesalahan pada pelaksanaan PNPM-MP pekon itu. "Terutama penggunaan alat berat karena memang di dalam rencana penggunaan dana untuk galian kita gunakan HOK, sedang dari pihak pelaksana tidak mengajukan revisi," ungkap Wardoyo. Sementara, Ketua TPK, Toni, saat wartawan koran ini bermaksud mengkonfirmasi dugaan dimaksud yang bersangkutan tengah tidak berada di tempat. Berkali-kali dihubungi via ponselnya sengaja dinonaktifkan. (sul)
Bengkunatbelimbing, WL - Pengerjaan proyek pembangunan drainese di Pekon Penyandingan Kecamatan
Bengkunatbelimbing Kabupaten Lampung Barat (Lambar) bersumber Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) 2011 dengan plafon pagu anggaran Rp80 juta itu, dinilai menyalahi spesifikasi teknik (spek).
Kepada Warta Lambar, Selasa (6/9), tokoh masyarakat setempat, Syahlani, mengatakan untuk pengerjaan galian drainase Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) diduga menggunakan alat berat ekspator. Tindakan tersebut diindikasikan jelas menyalahi juklak-juknis yang ada karena seharusnya manual dengan tujuan agar masyarakat ikut menikmati pembangunan.
Untuk kuku pasangan talud juga dinilai kurang dua puluh centi meter dari yang seharusnya 70Cm, dan panjang talud seharusnya 200M faktanya hanya 175,8M. Itu artinya kurang 24,2M. Selain itu, untuk adukan semen jauh dari spek, yakni satu zak semen diaduk empat pasir. Sementara hasil temuan wartawan koran ini, adukan di atas 1:8. “Itu jelas-jelas merugikan negara karena dana yang digunakan merupakan anggaran negara. Tindakan itu termasuk korupsi!”, tegas Syahlani.
Syahlani berharap, pihak terkait maupun penegak hukum dapat mengawasi dan melakukan pemeriksaan terhadap TPK. "Dan memberikan hukuman yang layak," ungkap Syahlani.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Wardoyo, membenarkan hal tersebut. Menurutnya itu terjadi kesalahan pada pelaksanaan PNPM-MP pekon itu. "Terutama penggunaan alat berat karena memang di dalam rencana penggunaan dana untuk galian kita gunakan HOK, sedang dari pihak pelaksana tidak mengajukan revisi," ungkap Wardoyo. Sementara, Ketua TPK, Toni, saat wartawan koran ini bermaksud mengkonfirmasi dugaan dimaksud yang bersangkutan tengah tidak berada di tempat. Berkali-kali dihubungi via ponselnya sengaja dinonaktifkan. (sul)
Tidak ada komentar