HEADLINE

Pengakuan dan Profesionalisme

Upaya sungguh-sungguh yang dilakukan untuk mendapatkan pengakuan orang, lembaga, dan atau pihak lain, baik berbentuk prestasi maupun penghargaan, merupakan ikhtiar yang direncanakan. Sama halnya ketika kita belajar di sekolah, mendapatkan nilai bagus setelah belajar tekun, kemudian tamat tepat pada waktunya dan berprestasi, adalah buah dari rencana yang matang setelah melewati proses panjang penuh warna dalam rangka meraihnya.

Pada prinsipnya semua manusia ingin mendapatkan pengakuan sebagaimana dimaksud, baik berupa prestasi maupun penghargaan. Persoalannya, kadang untuk mendapatkan pengakuan tersebut tidak disertai usaha atau ikhtiar yang benar dan sungguh-sungguh itu tadi. Mirisnya, ketika pihak yang diharapkan mengakui eksistensi atau ikhtiar yang telah kita lakukan, mungkin penguasa, ternyata tidak seperti yang diinginkan.

Di Lambar, belum lama ini pejabat di kabupaten terluas di Provinsi Lampung yang berpenduduk lebih dari 420 ribu jiwa tersebut, melontarkan kritikan tajam atas keberadaan sejumlah oknum penggiat lembaga nonpemerintah atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan wartawan yang tidak bekerja profesional
dan tak produktif.

Itu merupakan berkeinginan menghilangkan oknum penggiat LSM dan oknum wartawan yang tidak produktif dan hanya bisa melontarkan kritikan tanpa disertai solusi yang konstruktif di Bumi Lambar Sai Betik itu. Alasan yang disampaikan, setelah banyak pihak ketiga yang notabene berpredikat sebagai kontraktor atau rekanan mengeluh karena pekerjaannya selalu diganggu atau direcoki. Seolah bertanya ini itu dan selalu membidik kelemahan yang sebetulnya tidak ada, setelah itu akhir-akhirnya berujung pada pembicaraan nominal.

Kenapa penggiat LSM dan wartawan harus menampik fakta atau kenyataan adanya pihak lain yang merasa direcoki dan atau dirugikan setelah terganggu dengan “pola kemitraan” yang ditawarkan. Sebab, ada kecenderungan pihak ketigalah yang selalu dalam posisi bersalah dan disalahkan. Sementara oknum LSM dan
oknum wartawan tidak pernah memberikan solusi mutualisme simbiosis, win-win solution.

Pertanyaannya, bagi penggiat LSM dan wartawan sejati, kenapa harus takut dikritisi ketika selama ini benar-benar telah bekerja profesioanal, misalnya. Bukankan orang perorangan, organisasi, lembaga, dan atau wadah lainnya dengan nama yang tidak sama akan diakui eksistensinya ketika bisa menunjukkan jatidirinya secara utuh dengan tetap memegang teguh idealismenya. Singkatnya, LSM dan wartawan harus bekerja profesional, aktif, dan produktif. (*)

Tidak ada komentar