HEADLINE

Pasar-Toko Kian Sepi Pengunjung

Kamis, 08 September 2011

Sekincau, WL - Pengunjung atau pembeli di pasar-pasar tradisional dan pertokoan yang ada di Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat (Lambar), masih sepi pasca libur Lebaran Idul Fitri 1432 H. tahun ini. Hal tersebut disebabkan perekonomian warga yang cukup menurun, dampaknya cukup signifikan dalam rumah tangga.

Fakta itu 180 derajat berbanding terbalik dengan beberapa bengkel-bengkel sepeda motor. Tampak pengunjung tergolong padat guna mengganti suku cadang atau service lainnya, akibat kerusakan setelah beroperasi penuh saat lebaran tahun ini.

Pantauan wartawan koran ini, Rabu (7/9), tampak pedagang maupun pengunjung di Pasar Betung Kelurahan Sekincau, pengunjung dan pedagang sepi. Terlebih pedagang pakaian yang biasanya menjelang lebaran los yang sediakan penuh. Pedagang umumnya datang dari luar kecamatan tersebut seperti Sumberjaya dan
Balikbukit.

Namun, kini hanya dua pedagang yang menggelar barang dagangannya. Sedangkan untuk pedagang komuditas sayur-mayur cukup ramai, tetapi pengunjung yang biasa membeli sayuran di pasar tersebut tak kalah sepinya. Tak ayal, biasanya pedagang bisa meraih keuntungan yang cukup kini kerugian akibat ongkos angkutan yang tidak bisa didapatkan dari keuntungan hasil penjualan. Kemudian untuk bengkel service sepeda motor yang ada di kecamatan tersebut kebanjiran pasien. Terlebih setelah lebaran seperti ini, hal tersebut jelas menjadi berkah ttersendiri untuk para mekanik atau pemilik bengkel itu sendiri.

H. Aslan, misalnya, mengaku berasal dari Sumberjaya untuk menjual pakaian berbagai jenis. Namun sehari berdagang di pasar tersebut, dirinya hanya menjual satu potong pakaian dengan keuntungan sebesar Rp23.000/potongnya. Kondisi itu jelas merugikannya sebab ongkos angkutan barang dagangannya mencapai Rp60.000 pulang-pergi (PP). “Hari ini barang dagangan saya hanya terjual satu potong dan keuntungan hanya Rp23.000, sedangkan ongkos angkut barang sebesar Rp60.000 dari Sumberjaya ke pasar Betung,” ucapnya

Kerugian serupa dirasakan pedagang sayuran, Ningsih. Ia mengaku jika barang dagangannya berupa sayuran segar hanya terjual sebanyak 11Kg jenis campuran, seperti cabai, tomat, dan kolbis. Musim paceklik memang dirasakan pascalebaran tiap tahunnya. Walau begitu, dirinya mengaku tetap akan berjualan meskipun sepi pembeli. “Saya hanya berharap akan rezeki yang diberikan yang maha kuasa,” tambahnya. (nop)

Tidak ada komentar