HEADLINE

Kayu Manis Bantu Perekonomian Warga

Jum'at, 16 September 2011

Sukau, WL - Petani kopi Pekon Jagaraga Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat (Lambar), mengeluh akibat hasil panen tahun ini berkurang. Belum lagi nilai jual yang murah. Hal tersebut diungkapkan warga setampat, Herawan, kepada Warta Lambar, Kamis (15/9).

Menurutnya, untuk memperpanjang kelangsungan hidup beberapa petani terpaksa mengupas kulit kayu manis. Itu hanya untuk menutupi kebutuhan sehari-hari meski nilai jual kulit kering kayu manis hanya Rp3.000/Kg.

Sementara yang masih basah dihargai Rp1.000/Kg. Petani menjual kulit kayu manis karena kebutuhan ekonomi yang mendesak. Karena dalam kurun waktu delapan bulan terakhir komoditas kopi tidak membuahkan hasil.

Masih kata dia, selain kebutuhan ekonomi yang mendesak juga untuk menutupi kebutuhan anak sekolah yang tak kalah pentingnya. Petani juga banyak yang enggan menanam kayu manis kembali karena waktu yang dibutuhkan untuk panen tidak kurang dari 10 tahun.

Untuk menyiasati perekonomian kedepannya petani mengganti tanaman kayu manis dengan papaya. Meski nilai jualnya lebih murah tetapi masa panennya lebih cepat, hanya membutuhkan waktu tujuh bulan sejak masa tanam sudh bisa dipanen. “Kami hanya pasrah untuk menutupi perekonomian setelah kulit kayumanis abis terjual,” terangnya.

Terpisah pemilik kios agen kulit kayu manis, Sartak, menambahkan sejak empat bulan terahir kios miliknya dibanjiri kayumanis setiap hari tidak kurang 8 kuintal kayu manis diterimanya, dirinya membeli dengan harga yang kering Rp3.000/Kg dan yang basah Rp1.000/Kg-Rp1.300/Kg tergantung dari ketebalan kulitnya. “ Untuk memenuhi setandar kulitas diharapkan petani menjual kulit kayu manisnya yang telah berumur di atas 10 tahun,” pungkasnya. (rom)

Tidak ada komentar