HEADLINE

Proyek Provinsi Kesampingkan Mutu!

Balikbukit, WL - 25 Juli 2011

Pengerjaan proyek jalan provinsi jalur Liwa-Sukau—dari PN Liwa-Perbatasan OKU Selatan Sumsel—Kabupaten Lampung Barat (Lambar) lagi-lagi menuai kritikan pedas. Kali ini proyek senilai Rp3 miliar lebih itu diindikasikan mengesampingkan mutu pekerjaan alias asal jadi.
Pasalnya, belum genap satu bulan beton tumbuk yang dikerjakan di jalur tersebut telah hancur. Akibatnya material berupa split dan pasir berserakan di badan jalan dan berpotensi menimbulkan lakalantas. Indikasi itu menunjukkan proyek dimaksud asal jadi.

Pantauan wartawan koran ini, Minggu (24/7), di beberapa titik beton tumbuk tersebut telah hancur, utamanya sekitar jembatan Pekon Padangcahya. Menurut salah seorang warga di pekon itu, Hendri, pembangunan beton tumbuk tersebut mengisyaratkan jika pengerjaannya tak profesional.

Buktinya, lanjut Hendri, belum sebulan proyek tersebut hancur. Bukan hanya itu, materialnya berserakan di badan jalan. Akibatnya, jalur tersebut riskan terhadap keselamatan pengendara. Terlebih beton tumbuk tersebut terletak pada titik yang dianggap rawan.
“Bukti ini cukup untuk menganalisa jika proyek tersebut tidak sesuai spesifikasi teknis dan RAB,” pungkas Hendri.

Sementara, Pengawas proyek, Budi, berkilah jika kerusakan karena faktor cuaca yang tidak mendukung, yakni musim hujan. Perbaikan, lanjut Budi, akan di lakukan sekaligus tambal sulam. “Akan diperbaiki nanti,” kelitnya.

Sebelumnya, proyek pelebaran jalan juga menuai kritikan. Bagaimana tidak, pengerjaan rabat beton dilangsungkan kala hujan turun. Tak pelak, beberapa warga sekitar meragukan ketahanannya dan dikhawatirkan tidak dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang.

Dikonfirmsi terpisah, Ketua Umum DPP LSM Wadah Aspirasi Rakyat (WAY) Lambar April Liswar, mengatakan rekanan yang mengerjakan proyek tersebut harus memperbaiki kerusakan, bila perlu membongkar pekerjaan yang telah dilakukan dan melakukan pekerjaan ulang sesuai standar.

Kata dia, Lambar tidak mesti diam ketika mendapatkan proyek yang mengesampingkan mutu seperti itu. “Ini penyakitnya rekanan yang bekerja di Lambar. Selalu saja mengesampingkan mutu. Pekerjaan asal jadi. Sudah diingatkan, tapi masih saja tak digubris. Karena itu, saya dan teman-teman penggiat LSM lain mendesak agar pekerjaan tersebut sesuai standar. Jika tidak, kami akan meneruskannya ke pihak berwajib atas indikasi awal korupsi.”  (esa)

Tidak ada komentar